Namaku deo, aku bukan lah sama dengan burung beo. kawan kawan sekolahku sering mengatakan namaku mirip dengan burung beo. akhir akhir ini bibirku tersengat tawon depan rumahku, saat itu aku lagibermain bola dengan kakak ku. bola yang di tendang kakakku nyangkut di atas pohon mangga tetangga rumah. kakak dengan sedikit arogan karna mungkin paling tua, menyuruhku untuk mengambil bola yang tersangkut karna tendanganya yang melambung tinggi melewati pagar rumah.
dengan berat hati, aku pergi dan memanjat pohon mangga itu, ku lihat dengan teliti pohon itu tinggi, dan banyak ranting ranting pohon diatasnya. untung saja tidak ada semut kataku dalam hati . tapi aku melihat semut berbaris beriringan seperti kereta api menuju ke atas. ku lihat semut itu membawa beban yang sangat besar dari tubuhnya. ku hitung lah semut itu satu persatu, satu,, dua,, tiga,, empat,,lima,,enam,,tujuh,,delapan.. ada delapan semut saling beriringan menuju keatas. barisanya rapi sekaliseperti sudah profesional dalam baris berbaris. di semut nomor ketiga seperti tidak bekerja, iya tidak mengangkat bebanya. tapi kenapa ia ditengah pikiranku, aku masih memikirkan strategi semut ini berbaris seperti latihan paskipra bendera, seolah olah makanan yang dibawanya itu bendera merah putih.
aku terlalu larut dalam memperhatikan semut itu, sampai lupa tugas utamaku ke sini untuk mengambil bola yang menyangkut di atas pohon mangga. tiba tiba kakaku melempar kayu ke atas pohon mangga. tapi sayang kayunya meleset tidak terkena bola yang menyangkut, tapi malah mengenai sarang tawon di pohon mangga. tiba tiba sarang tawon itu jatuh tepat disamping kepalaku, aku terdiam melihatnya, aku melihat beberapa pasukan tawon keluar satu persatu . tiba tiba mereka menyerangku, saat itulah mereka menyerang bibirku smapai bengkak seperti ini.
'kukang'
No comments:
Post a Comment