jalan jalan kesumbar kurang lengap rasaya kalo tidak berkunjung ke jam gadang, monumen kebanggaan kota bukit tinggi dengan panorama di sekitarnya yang indah. monumen bangunan peninggalan hindia belanda ini seakan menjadi identik menajdi ibo kota negara indonesia lama.
sedikit sejarah monumen ini:
Jam Gadang didirikan oleh Pemerintah Hindia-Belanda atas perintah dari Ratu Wilhelmina dari Belanda. Jam ini merupakan hadiah bagi sekretaris (controleur) Kota Bukittinggi (Fort de Kock) yang menjabat saat itu yakni HR Rookmaaker.
Konstruksi bangunan menara jam ini dibangun oleh arsitek asli Minangkabau, Jazid Rajo Mangkuto Sutan Gigi Ameh. Pembangunannya secara resmi selesai pada tahun 1926 dengan menghabiskan dana mencapai 3.000 Gulden
Monumen Jam Gadang berdiri setinggi 26 meter di tengah Taman Sabai Nan Aluih, yang dianggap sebagai patokan titik sentral (titik nol) Kota Bukittinggi. Konstruksinya tidak menggunakan rangka logam dan semen, tetapi menggunakan campuran batu kapur, putih telur, dan pasir.
bangunan ini menjadi saksi bisu penggantian jaman kota bukit tinggi. dari awalnya berdiri pada tahun 1926 sampai sekarang tahun 2020 bangunan monumen ini masih tetap kokoh berdiri tegak tanpa ada sedikit masalah pada bangunanya.
kalau kita berangkat dari pekanbaru ke bukit tinggi dengan jarak 385 km menghabiskan waktu sekitar 6 jam untuk sampai ke sana. tapi jangan kuatir walaupun jarak yang lama pemandangan kiri kanan dengan pegunungan dan hamparan sawah menjadi perjalanan yang menarik.
perjalanan ke sumbar kurang lengkap rasayanya kalo kita tidak singgah di tempat wisata yang berada di tepi jalan lintas sumbar, seperti kelok sembilan, udara sejuk diatas bukit sambil menikmati jagung bakar elok nian rasanya.
oleh: Singgalang rimba raya
No comments:
Post a Comment